Sebagai informasi, intake manifold merupakan saluran hisap antara blok mesin dengan karburator (mesin karburator), atau antara blok mesin dengan throttle gas.
Penggunaan BM selain sebagai monitor konsumsi BBM, juga sebagai petunjuk kesehatan mesin. Sehingga setiap pergerakan jarum BM memberikan arti tersendiri tentang kondisi daripada :
* Ring piston
* Katup
* Kebocoran gasket/packing manifold
* Knalpot buntu
* Waktu pengapian yg salah
* Katup timing
Dan dengan biaya yang murah (Harga BM adalah Rp 300 ribu) maka setiap detil mesin tetap termonitor dengan baik secara realtime.
Menghubungkan BM
Pastikan semua selang asli yg terhubung ke intake manifold (IM) dalam kondisi baik, tidak bocor, dan rapat. Contohnya selang master rem, selang distributor, selang AC, dll. Dan mesin berada pada suhu kerja, bukan pada saat mesin baru nyala pagi hari.
Hubungkan selang vakum BM ke salah satu niple yang tidak terpakai (tertutup karet) di IM. Bila semua niple terpakai, pasangkan T pencabang di salah satu selang niple, namun perlu diingat jangan sekali2 mencabangkan selang vakum master rem.
Setelah BM terhubung dengan baik ke IM, mulailah menyalakan mesin.
Atur gas pada posisi RPM 800 – 1000, matikan semua perangkat listrik (tape, lampu, head lamp, AC, dll).
Diagnosa BM
Perhatikan hasil diagnosa berikut ini :
Bila mesin sehat dan bekerja dengan benar, jarum BM harus stabil dalam kisaran 17 - 22 inHg.
Ring aus atau oli mesin sudah jelek jika jarum stabil tetapi membaca lebih rendah daripada normal (dibawah 17 inHg)
# Ketika pedal gas ditekan penuh dan dilepas seketika
Mesin sehat bila jarum BM drop ke angka 3 dan sesaat kemudian naik ke 25-28 sebelum kembali menetap di nilai sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa katup dan ring OK.
Bila jarum turun ke nol dan sesaat kemudian naik menjadi sekitar 22 sebelum kembali ke nilai sebelumnya, berarti ring sudah aus atau oli mesin jelek.
# Katup tidak kembali sempurna di saat menutup
Jarum kadang-kadang akan drop sekitar 4 inHg dari pembacaan normal.
# Katup masih terbuka di saat seharusnya menutup
Jarum secara berkala akan drop dengan nilai yang lebih besar - misal 6 inHg.
# Katup bocor
Jarum dengan cepat turun-naik sekitar 1-2 inHg, gejala ini mirip dengan kondisi pengapian yg tidak tepat.
# Kerusakan rocker arm katup
Getaran cepat dari jarum antara 14 dan 19 inHg.
# Per katup lemah
Ketika RPM dinaikkan terus, jarum bervariasi antara 14 - 22 inHg.
# Intake manifold bocor
Jarum membaca rendah (misalnya di bawah 5 inHg) pada saat idle. Atau bisa jadi waktu pengapian terlambat atau salah timing camshaft.
# Kebocoran kepala packing silinder
Jarum mengambang secara teratur antara 5 dan 19 inHg. Mungkin juga menunjukkan intake manifold paking bocor di intake port atau injektor buntu.
# Knalpot buntu
Membaca di posisi normal terlebih dahulu, namun tiba-tiba kembali ke nol kemudian perlahan kembali ke sekitar 16 inHg.
# PCV buntu atau Intake manifold bocor
Jarum bergerak perlahan antara 10 – 22 inHg. Juga periksa sensor udara / rasio bahan bakar.
Agar pembacaan semakin akurat, ingatlah bahwa perangkat BM sangat terpengaruh oleh ketinggian tanah tempat mobil berada. Bila posisi mobil 350 meter di atas permukaan laut, maka pembacaan jarum BM akan berkurang 1 inHg. Dan setiap penambahan ketinggian altitude 350 m, pembacaan akan berkurang 1 inHg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar